Biru's Notes

Sejumput Permainan Rima dan Diksi


Tentang kehidupan


Berawal dari sebuah mimpi

Yang bertemu mimpi lainnya

Bersatu dalam buai realita fana

Kemudian terpisah kembali dalam kefanaan juga


Tak jua mereguk nikmat keabadian sejati

Mencari jatidiri terlampau sunyi

Mengiba pada garis takdir fana

Beranggapan dengan naas semua asumsi adalah telah benar


Namun,

Yang patut disayangkan adalah

Ketika kau berasumsi semua telah benar

Ada satu titik kesalahan fatal

Begitu kecil tak terlihat

Tetapi justru adalah penentu

Kemana kau akan pergi selanjutnya


Beberapa perjalanan tak terencana

Beberapa bahkan tak bertujuan akhir

Yang ada hanyalah perjalanan itu sendiri

Tujuan sejatinya hanya menjalani 

Tanpa kompromi dan peduli kondisi


Yang mana yang akan jadi akhirmu

Bukan penentuanmu sendiri

Seperti yang mana awalmu


Begitu sunyi

Begitu sepi


Dan tanpa bunyi


Selamat datang di kehidupan

Dimana kau merasa hidup

Ketika kau berpura-pura hidup

Ketika kau berpura-pura untuk ikut serta

Agar tak tertinggal berita


Jangan hidup

Jika tak berakar

Jangan hidup

Jika tak berkelakar


Ini hidup

Bukan redup


 


Tunggu aku

Jika kau mendengar desis resonansi semestaku

Tunggu aku

Jika kau mendengar jerebu di dadaku menggebu


Dan tunggulah aku

Hingga ku dapat apa yang seharusnya ada padaku


Sertakan pula doa itu padaku

Agar diperkilat dan segera sudah

Sebab bukan hal mudah bergulat bersama waktu

Buatku lelah dan lekas gundah


Hanya rindu

Satu harapanku yang sendu

Hanya pilu

Satu rasa coba kualihkan jadi serdadu

Hanya jiwamu

Yang entah sedari kapan sudah tandang ke jiwaku bertamu


Hal mengerikan apa yang kau khawatirkan?

Hal menakutkan apa yang kau cemaskan?

Jika kau kekanak-kanakan, kau akan menganggap

Persepsi yang kau dapat dari penginderaan adalah mengerikan


Adalah menakutkan...


Kau takut akan perubahan secara tiba-tiba 

Yang kau dapati melalui penginderaan menghantuimu

Menghampiri setiap detik nafas engahmu

Hingga kau tersungkur bersama histeriamu


Kau terjatuh tergopoh-gopoh

Meminta tolong pada orang dewasa, sesiapapun yang kau temui

Meminta penyertaan mereka agar kau merasa aman, agar kau merasa nyaman

Padahal kelak kau akan mengetahui itu semua kau lakukan oleh sebab kau belum percaya

Kau belum kenali, kau belum resapi

Diri sejatimu


Dan, tibalah kemudian saat kau 'menjadi dewasa'

Ketakutan dan kengerianmu beralih

Kekhawatiran dan kecemasanmu berganti lirih


Dari semula kekhawatiran akan hal-hal spekulatif yang fiksional

Berubah jadi kekawatiran akan hal-hal spekulatif yang 'lebih rasional'

Menggugah citra-citra positif dan negatif ke ranah yang lebih rumit

Ke lembah dan puncak tertinggi dari yang paling kompleks

Engkau seketika tersesat 


Kekhawatiran, ketakutan pula kengerian yang umum

'Orang-orang dewasa' alami dan 'orang-orang dewasa' pahami

Tidaklah 'sengeri' yang 'orang-orang kecil' pahami

Bila dilihat dari perspektif si 'orang-orang kecil'


Mereka hanya berpaut pada hal 'biasa'

Yang dianggap 'orang-orang kecil' pada umumnya

Padahal,

Sejauh rasa lelah membuat terpaku

Sejauh rasa jenuh berpeluhkan pilu

Adalah 'jeratan terkuat' yang dialami sang 'orang-orang dewasa'

Membuat abai

Membuat lalai


Dan lupa diri akan 'hal-hal sejati' yang sepatutnya layak diberi 'pautan' lebih


Kekhawatiran, ketakutan dan juga kengerian sejati harusnya,

dan semestinya adalah ketika kita justru merasa perlu 

Untuk mengkhawatirkan itu semua

Untuk meresahkan itu semua


Yang mana pada mulanya sudah terdapat 'ketentuan-ketentuan'...

Dan 'seorang dewasa' patut mengetahui dan meresapi hal itu

Bukan terjebak pada fatamorgana persepsi


Menyatu bersama ego dan kisah-kisah fiksi

Menyeruak hingga alam ilusi 

Yang tetap terus begitu hingga ber-repetisi




Itu bagus

Ketika kau mencoba temukan arti hidup di suatu jalan yang baru

Ketika kau mencoba terangkan arti hadirmu di suatu pergumulan hati yang rumit

Dan ketika kau terus mencoba untuk pahami bahwa hidup dan segala hal yang ada di depanmu adalah misteri


Dan,

Itu pun juga bagus

Ketika kau menemukan dirimu bukanlah sosok sempurna

Ketika kau menemukan bahwa dirimu bukanlah serba bagus

Ketika kau menemukan dirimu bukan pula sosok serba tidak kurang 

Dan bahwa dirimu, juga diriku, adalah fana


Dan kita semua juga pahami bahwa adalah itu bagus

Jikalau kita semua sadar berada di satu dunia 

Dimana dengan segala kerumitannya

Mencari kesederhanaan di tengah kelumitan itu

Dan masih juga menjadi sesederhana yang kita mampu tuk hindari kerumitan itu


Dan itu sangatlah bagus, ketika

Kita sadar dimana kita berpijak

Dimana kita menengadah

Dan juga sadar kita hanyalah sosok yang rentan lelah


Walau,

Dalam beberapa hal bagus itu

Ada sisi-sisi yang tidak dapat kita pahami

Bila tak mampu kita penuhi

Bila tak mampu kita genapi


Sebesar apa pun tetap kita masih kembali kepada hal itu

Kembali ke sisi-sisi yang kita harap tinggalkan untuk menjadi bagus,

Bagus di Pandangan Sejati

Bukan sekedar pandangan-pandangan yang fana itu 


---



---

--

-


Kadang aku berpikir untuk menjadi matahari

Menerangi hari

Sembunyi di malam hari


Kadang pula ku ingin menari

Dengan irama mengiringi

Perasaan hati terluapi


Aku tak mengerti akan hadirnya mimpi

Yang terkadang menengahi segala persepsi 

Yang bahkan seringkali menguasai sanubari


Angan-angan dan ilusi

Bukanlah sebuah solusi

Ia hanyalah delusi

Interpretasi dari persepsi


Garis tangan tak menentukan jalan hidup kata seorang yang tek percaya takhayul

Begitu pun juga aku

Tak percaya takhayul dapat ditentukan oleh garis tangan


Kefanaan dan kenisbian adalah dua hal

Sedangkan aku, hanyalah satu 

Berada di antara keduanya


Perkataan-perkataan ini bukanlah main-main

Bukan sekedar permainan rima dan diksi

Walau dibuat di dalam dunia yang fiksi


Ini adalah pertanggungjawaban

Pertanggungjawaban dari hati seorang pemimpi

Yang sedang coba mengkonversi mimpi sejati


---

--

-

 -

Perantara sunyi terdiam menepi

Ia melintasi belantara fakta yang sepi

Tak seramai fiksi dan ilusi

Delusi bagi sebagian besar populasi


Keinginannya hanya ingin membauri mimpi dan diksi

Meski ketajaman dan rentetan nir-ilusi penuh dengan seduksi ketidaksepahaman atas dasar ketimpangan imajinasi

Padahal yang terpenting adalah bukan teori deduksi seperti keyakinan pasti seorang detektif ilusi,

Seperti nian anggapannya.


Ke-fiksi-an yang menepi terlalu tengah menerobos lampau dalam pada kenyataan ini

Menjelma seperti benar-benar ada dan mengisi eksistensi

Padahal ia hanyalah sekumpulan duga berasaskan ilusi


Jika kau adalah sebuah buku fiksi 

Kau mungkin akan berteriak hingga serak

Menjerit hingga tercekit

Berharapkan para penjumpa isimu bangkit dari afeksi berlebih terhadap ilusi

Dan bahwa kau hanyalah sang penghibur di tengah-tengah kesadaran dalam eksistensi

Bahwa kau adalah sekelumit buah pikir yang entah ranum atau masih bergetah pahit sudah dipetik oleh seseorang

Tetiba sudah dihidang begitu saja

Tetiba tanpa persetujuanmu tuk dihidang

Sebagaimana sisi subjektifmu beranggapan.

-


Jika ada yang bisa ku pilih untuk dapat ku mengerti, aku hanya ingin dapat mengerti kebahagiaan

Bukan kesedihan dan atau bentuk-bentuk hal lainnya...

Aku hanya ingin menjadi seorang egois yang, sekali lagi, hanya mengerti kesenangan dan tanpa kesengsaraan atau bahkan keragu-raguan yang kelabu dan samar

Jatidiri utopis dalam impian angan sebagian banyak orang awam 

Menembus batasan-batasan redam


Bercecer sudah segala bentuk penyesalan, kekesalan dan bahkan 'kesialan' itu

Aku sudah mencoba tuk lupakan hal-hal 'tak penting' yang tak semestinya teringat

Namun yang ada, sejauh yang dapat aku sadari, bahwa 'melupakan' bukanlah jalan tengah dalam pencarian solusi perburuan jatidiri yang sesungguhnya


Lautan kebijaksanaan bukanlah seonggok idea-idea fana penuh kepentingan politis semata

Ia adalah 'idea-idea murni' yang tak berpijak pada bumi

Melesat kemanapun tempat di alam semesta ini, bahkan kemungkinan besar semesta alam ini

Sebab ia adalah bahasa lintas-buana yang (hanya) dapat dipahami dengan ilham, sesuatu yang tidak dapat semata-mata dimiliki lewat pemahaman melalui rentet nalar berdeduksi tinggi. 

Ia hanyalah sesuatu yang sangat sederhana yang dapat dimengerti segala bangsa, segala usia, pun lewat segala bentuk keberagaman lain yang dapat diketahui manusia.

Ia hanyalah sesosok rapuh yang terkalahkan sifat-sifat fana-fanatik manusia


Terpaksa 'berlebur' dalam situasi lintas-kondisi 

Berperang melawan diksi 

Dan ber-akulturasi dalam multi-interpretasi


Aku sungguh-sungguh seorang utopis dalam kefanaan ini

Aku hanyalah penyerap ilmu 

Yang bersandar teguh,

Menggenggam dan bahkan mencengkeram erat, jika perlu, dengan geraham-gerahamku yang lemah ini


Satu-satunya perjanjian yang dapat kalian saksikan adalah

Bahwa inilah aku

Setelanjang-telanjangnya aku

Dalam lingkupan norma-norma, pun strata-strata yang sama-sama fana dengan jenaka jasmaniku,

Sama-sama fana dengan hasrat-hasratku


Kecuali jiwa murniku 

Yang kerap kali terkekang rasa keingintahuan serba-nir


Serba cukup dari segi kenalaran 'biasa'

Serba lebih dari segi kenal-luaran 'biasa'


Postingan Populer

Total Tayangan Halaman

Mutiara Band's Fan Box

Mutiara Band on Facebook
free counters

About this blog