Beberapa hal mungkin tak dapat kumengerti
Beberapa hal mungkin sebaiknya begitu saja adanya agar tak perlu terpahami
Biarlah beberapa kebodohan tetap menjadi kebodohan
Agar beberapa kepintaran tetap menjadi kepintaran
Tak mengurangi sedikit
Pun melebihkan apapun di antara keduanya
Segala bentuk kesulitan
Pun jua kemudahan
Akan tetap seperti adanya
Akan tetap seperti ketentuannya
Hanya akan ada satu rasa yang tersisa
Seperti sedia kala
Dikala segala kala bermula
Dikala segala makna berandai seksama
Kami sulit memahami dalam memaknai
Dikala kami sendiri
Pun dikala kami berdiri
Dikala kami berlari
Pun dikala kami bersajak dalam hari
Ketentuan dan ketetapan
Akan tetap dan tentu
Akan tentu dan tetap
Sekalipun segerombolan awan Nimbus besar sedang gusar
Mengawasi Cirrus yang panjang terbentang nan kurus
Kuharap kami akan baik-baik saja
Mengambil arti dari segala janji
Yang terbebas dari jeruji
Yang terlepas dari segala uji
Bersama segala sajak
Membuai dan beranjak
Entahlah
Kadang aku berpikir untuk menjadi hebat
Namun setelah berkelumit cukup lama menelaah
Ternyata "jadi hebat" itu akan cukup membuat lelah
Akhirnya ku berhenti berpikir
Untuk menjadi hebat
Dan kemudian ku berjalan
Kadang tergesa
Kadang biasa-biasa saja
Berlari dalam cari
Berhari dalam diri
Kernyit-kernyit di dahi seringkali
Mengemuka hingga muka
Kelabui dalam buai
Dan aku bersesuai
Hidup itu harus memiliki
JIka bukan arti
Maka apalagi?
Hidup itu harus berharap
Jika bukan terserap
Lalu apalagi?
Hidup itu harus redup
Jika bukan letup
Maka apalagi?
Dan, hidup pun jua harus sedang
Selayang pandang
Serta saling pandang
Apalagi harus dalam hidup?
Berkeliling dunia kah?
Bertualang lintas-buana kah?
Aku sepatut-patutnya manusia
Yang tak ada dapat mengerti
Pun jua alpa dari benar-benar pahami
Hidup itu permainan
Ujar seorang yang hobi bermain
Atau, yang sering merasa dipermainkan
Hidup itu perjalanan
Ujar seorang yang hobi berjalan
Atau yang sering berganti-ganti perjalanan
Hidup itu perjuangan
Ujar seorang yang dalam hidupnya penuh perjuangan
Atau, yang diam-diam dari dasar sanubarinya "berharap diperjuangkan"
Lalu, apa pengertian hidup?
Menurut apa yang kau kerjakan saat ini?
Ada yang menghilang
Di kala rembulan datang berulang
Di kala surya perlahan menghilang
Ada yang hilang
Di kala senja berselang
Lanjutkan mimpi terkekang
Dan adapula yang hilang
Di kala aku meregang
Perih dan lirih terngiang
Dan akupun menghilang
Di tengah gelap bersilang
Di tengah sinar benderang
Dan sungguh pun kami menghilang
Di khayal rembayang
Dikawal rindu berbayang
Aku sedang mencari arti
Sesuatu yang mungkin dapat aku mengerti
Sesuatu yang mungkin dapat ku beri hati
Sesuatu yang mungkin dapat buat berarti
Aku sedang mencari arti
Sesuatu yang hanya akan didapat dengan cara berhati
Sesuatu yang harusnya tak akan dapat dikhianati
Sesuatu yang bilamana tak berarti,
Akan berhenti.
Aku ingin mencari arti
Sesuatu yang terpendam dalam dasar hati
Sesuatu yang membuat jatuh hati
Setelah sebelumnya melambung terbang tinggi
Aku hendak mencari arti
Agar dapat mengerti
Agar dapat pahami
Dengan segala arti
Dan sepenuh hati
Ada kalanya ku bertanya kepada senja
Mengapa ia begitu manja
Mengiringi hidup yang begitu-begitu saja
Ada kalanya pun ku bertanya pada senja
Mengapa ia begitu dicinta
Bagi sebagian yang bermanja
Tanpa berpikir sudah lalui apa saja
Ada kalanya jua ku bertanya
Namun bukan kepada senja
Kepada diri sendiri saja
Sudah benarkah apa yang telah kulalui
Hingga terbersit dalam pikirku begini-gini saja
Kurang bersahajakahku dalam lintasi berbagai senja?
Berbagi sahaja dalam hidup yang dianggap begitu-gitu sahaja
Metafora-metafora tanpa arah
Sibakkan arti yang mengarah
Kepada sisi yang lelah
Kepada rasa yang resah
Sebahagian hidup yang gelisah
Kadang menuntun kepada jiwa yang resah
Menemui diri saling mengasah
Agar dapat berjumpa 'tuk singgah
Di sebuah ruang dan waktu
Yang penuh angka satu
Yang saling menggerutu
Walau ber-satu
##
Hidup itu harus merdeka
Terbebas dari duka
Bersuka cita meski dalam derita
Tanpa sedikitpun merasa lara
Hidup itu harus merdeka
Merdeka dari luka
Yang ditimbulkan oleh sebab rasa tak menerima
Hidup itu harus merdeka
Merdeka dari derita
Yang sebenarnya hanya angan tanpa citra
Dalam manifestasi duka-lara
Dan,
Hidup itu harus benar-benar merdeka
Merdeka dari luka
Merdeka dari duka
Yang ada hanya suka
Meski terkadang mata berkaca-kaca
Sekali lagi,
Hidup itu harus merdeka
Merdeka dari mereka
Yang beranggap kejujuran bukan hal paling nyata dalam fakta
Yang beranggap bahwa dusta akan merealisasikan cita
Ya, hidup itu harus merdeka.
Tentang kehidupan
Berawal dari sebuah mimpi
Yang bertemu mimpi lainnya
Bersatu dalam buai realita fana
Kemudian terpisah kembali dalam kefanaan juga
Tak jua mereguk nikmat keabadian sejati
Mencari jatidiri terlampau sunyi
Mengiba pada garis takdir fana
Beranggapan dengan naas semua asumsi adalah telah benar
Namun,
Yang patut disayangkan adalah
Ketika kau berasumsi semua telah benar
Ada satu titik kesalahan fatal
Begitu kecil tak terlihat
Tetapi justru adalah penentu
Kemana kau akan pergi selanjutnya
Beberapa perjalanan tak terencana
Beberapa bahkan tak bertujuan akhir
Yang ada hanyalah perjalanan itu sendiri
Tujuan sejatinya hanya menjalani
Tanpa kompromi dan peduli kondisi
Yang mana yang akan jadi akhirmu
Bukan penentuanmu sendiri
Seperti yang mana awalmu
Begitu sunyi
Begitu sepi
Dan tanpa bunyi
Selamat datang di kehidupan
Dimana kau merasa hidup
Ketika kau berpura-pura hidup
Ketika kau berpura-pura untuk ikut serta
Agar tak tertinggal berita
Jangan hidup
Jika tak berakar
Jangan hidup
Jika tak berkelakar
Ini hidup
Bukan redup
Tunggu aku
Jika kau mendengar desis resonansi semestaku
Tunggu aku
Jika kau mendengar jerebu di dadaku menggebu
Dan tunggulah aku
Hingga ku dapat apa yang seharusnya ada padaku
Sertakan pula doa itu padaku
Agar diperkilat dan segera sudah
Sebab bukan hal mudah bergulat bersama waktu
Buatku lelah dan lekas gundah
Hanya rindu
Satu harapanku yang sendu
Hanya pilu
Satu rasa coba kualihkan jadi serdadu
Hanya jiwamu
Yang entah sedari kapan sudah tandang ke jiwaku bertamu
Hal mengerikan apa yang kau khawatirkan?
Hal menakutkan apa yang kau cemaskan?
Jika kau kekanak-kanakan, kau akan menganggap
Persepsi yang kau dapat dari penginderaan adalah mengerikan
Adalah menakutkan...
Kau takut akan perubahan secara tiba-tiba
Yang kau dapati melalui penginderaan menghantuimu
Menghampiri setiap detik nafas engahmu
Hingga kau tersungkur bersama histeriamu
Kau terjatuh tergopoh-gopoh
Meminta tolong pada orang dewasa, sesiapapun yang kau temui
Meminta penyertaan mereka agar kau merasa aman, agar kau merasa nyaman
Padahal kelak kau akan mengetahui itu semua kau lakukan oleh sebab kau belum percaya
Kau belum kenali, kau belum resapi
Diri sejatimu
Dan, tibalah kemudian saat kau 'menjadi dewasa'
Ketakutan dan kengerianmu beralih
Kekhawatiran dan kecemasanmu berganti lirih
Dari semula kekhawatiran akan hal-hal spekulatif yang fiksional
Berubah jadi kekawatiran akan hal-hal spekulatif yang 'lebih rasional'
Menggugah citra-citra positif dan negatif ke ranah yang lebih rumit
Ke lembah dan puncak tertinggi dari yang paling kompleks
Engkau seketika tersesat
Kekhawatiran, ketakutan pula kengerian yang umum
'Orang-orang dewasa' alami dan 'orang-orang dewasa' pahami
Tidaklah 'sengeri' yang 'orang-orang kecil' pahami
Bila dilihat dari perspektif si 'orang-orang kecil'
Mereka hanya berpaut pada hal 'biasa'
Yang dianggap 'orang-orang kecil' pada umumnya
Padahal,
Sejauh rasa lelah membuat terpaku
Sejauh rasa jenuh berpeluhkan pilu
Adalah 'jeratan terkuat' yang dialami sang 'orang-orang dewasa'
Membuat abai
Membuat lalai
Dan lupa diri akan 'hal-hal sejati' yang sepatutnya layak diberi 'pautan' lebih
Kekhawatiran, ketakutan dan juga kengerian sejati harusnya,
dan semestinya adalah ketika kita justru merasa perlu
Untuk mengkhawatirkan itu semua
Untuk meresahkan itu semua
Yang mana pada mulanya sudah terdapat 'ketentuan-ketentuan'...
Dan 'seorang dewasa' patut mengetahui dan meresapi hal itu
Bukan terjebak pada fatamorgana persepsi
Menyatu bersama ego dan kisah-kisah fiksi
Menyeruak hingga alam ilusi
Yang tetap terus begitu hingga ber-repetisi
Itu bagus
Ketika kau mencoba temukan arti hidup di suatu jalan yang baru
Ketika kau mencoba terangkan arti hadirmu di suatu pergumulan hati yang rumit
Dan ketika kau terus mencoba untuk pahami bahwa hidup dan segala hal yang ada di depanmu adalah misteri
Dan,
Itu pun juga bagus
Ketika kau menemukan dirimu bukanlah sosok sempurna
Ketika kau menemukan bahwa dirimu bukanlah serba bagus
Ketika kau menemukan dirimu bukan pula sosok serba tidak kurang
Dan bahwa dirimu, juga diriku, adalah fana
Dan kita semua juga pahami bahwa adalah itu bagus
Jikalau kita semua sadar berada di satu dunia
Dimana dengan segala kerumitannya
Mencari kesederhanaan di tengah kelumitan itu
Dan masih juga menjadi sesederhana yang kita mampu tuk hindari kerumitan itu
Dan itu sangatlah bagus, ketika
Kita sadar dimana kita berpijak
Dimana kita menengadah
Dan juga sadar kita hanyalah sosok yang rentan lelah
Walau,
Dalam beberapa hal bagus itu
Ada sisi-sisi yang tidak dapat kita pahami
Bila tak mampu kita penuhi
Bila tak mampu kita genapi
Sebesar apa pun tetap kita masih kembali kepada hal itu
Kembali ke sisi-sisi yang kita harap tinggalkan untuk menjadi bagus,
Bagus di Pandangan Sejati
Bukan sekedar pandangan-pandangan yang fana itu
---
---
--
-
Kadang aku berpikir untuk menjadi matahari
Menerangi hari
Sembunyi di malam hari
Kadang pula ku ingin menari
Dengan irama mengiringi
Perasaan hati terluapi
Aku tak mengerti akan hadirnya mimpi
Yang terkadang menengahi segala persepsi
Yang bahkan seringkali menguasai sanubari
Angan-angan dan ilusi
Bukanlah sebuah solusi
Ia hanyalah delusi
Interpretasi dari persepsi
Garis tangan tak menentukan jalan hidup kata seorang yang tek percaya takhayul
Begitu pun juga aku
Tak percaya takhayul dapat ditentukan oleh garis tangan
Kefanaan dan kenisbian adalah dua hal
Sedangkan aku, hanyalah satu
Berada di antara keduanya
Perkataan-perkataan ini bukanlah main-main
Bukan sekedar permainan rima dan diksi
Walau dibuat di dalam dunia yang fiksi
Ini adalah pertanggungjawaban
Pertanggungjawaban dari hati seorang pemimpi
Yang sedang coba mengkonversi mimpi sejati
---
--
-
-
Perantara sunyi terdiam menepi
Ia melintasi belantara fakta yang sepi
Tak seramai fiksi dan ilusi
Delusi bagi sebagian besar populasi
Keinginannya hanya ingin membauri mimpi dan diksi
Meski ketajaman dan rentetan nir-ilusi penuh dengan seduksi ketidaksepahaman atas dasar ketimpangan imajinasi
Padahal yang terpenting adalah bukan teori deduksi seperti keyakinan pasti seorang detektif ilusi,
Seperti nian anggapannya.
Ke-fiksi-an yang menepi terlalu tengah menerobos lampau dalam pada kenyataan ini
Menjelma seperti benar-benar ada dan mengisi eksistensi
Padahal ia hanyalah sekumpulan duga berasaskan ilusi
Jika kau adalah sebuah buku fiksi
Kau mungkin akan berteriak hingga serak
Menjerit hingga tercekit
Berharapkan para penjumpa isimu bangkit dari afeksi berlebih terhadap ilusi
Dan bahwa kau hanyalah sang penghibur di tengah-tengah kesadaran dalam eksistensi
Bahwa kau adalah sekelumit buah pikir yang entah ranum atau masih bergetah pahit sudah dipetik oleh seseorang
Tetiba sudah dihidang begitu saja
Tetiba tanpa persetujuanmu tuk dihidang
Sebagaimana sisi subjektifmu beranggapan.
-
Jika ada yang bisa ku pilih untuk dapat ku mengerti, aku hanya ingin dapat mengerti kebahagiaan
Bukan kesedihan dan atau bentuk-bentuk hal lainnya...
Aku hanya ingin menjadi seorang egois yang, sekali lagi, hanya mengerti kesenangan dan tanpa kesengsaraan atau bahkan keragu-raguan yang kelabu dan samar
Jatidiri utopis dalam impian angan sebagian banyak orang awam
Menembus batasan-batasan redam
Bercecer sudah segala bentuk penyesalan, kekesalan dan bahkan 'kesialan' itu
Aku sudah mencoba tuk lupakan hal-hal 'tak penting' yang tak semestinya teringat
Namun yang ada, sejauh yang dapat aku sadari, bahwa 'melupakan' bukanlah jalan tengah dalam pencarian solusi perburuan jatidiri yang sesungguhnya
Lautan kebijaksanaan bukanlah seonggok idea-idea fana penuh kepentingan politis semata
Ia adalah 'idea-idea murni' yang tak berpijak pada bumi
Melesat kemanapun tempat di alam semesta ini, bahkan kemungkinan besar semesta alam ini
Sebab ia adalah bahasa lintas-buana yang (hanya) dapat dipahami dengan ilham, sesuatu yang tidak dapat semata-mata dimiliki lewat pemahaman melalui rentet nalar berdeduksi tinggi.
Ia hanyalah sesuatu yang sangat sederhana yang dapat dimengerti segala bangsa, segala usia, pun lewat segala bentuk keberagaman lain yang dapat diketahui manusia.
Ia hanyalah sesosok rapuh yang terkalahkan sifat-sifat fana-fanatik manusia
Terpaksa 'berlebur' dalam situasi lintas-kondisi
Berperang melawan diksi
Dan ber-akulturasi dalam multi-interpretasi
Aku sungguh-sungguh seorang utopis dalam kefanaan ini
Aku hanyalah penyerap ilmu
Yang bersandar teguh,
Menggenggam dan bahkan mencengkeram erat, jika perlu, dengan geraham-gerahamku yang lemah ini
Satu-satunya perjanjian yang dapat kalian saksikan adalah
Bahwa inilah aku
Setelanjang-telanjangnya aku
Dalam lingkupan norma-norma, pun strata-strata yang sama-sama fana dengan jenaka jasmaniku,
Sama-sama fana dengan hasrat-hasratku
Kecuali jiwa murniku
Yang kerap kali terkekang rasa keingintahuan serba-nir
Serba cukup dari segi kenalaran 'biasa'
Serba lebih dari segi kenal-luaran 'biasa'
"Penyesalanku s'makin dalam dan sedih
Menjadi satu candu yang men-doping semua jiwa untuk tetap mencari jati dirinya. Dan untuk mengambil setetes saja sifat yang ia miliki.
Merampas logika para manusia untuk menjadi dirinya. Untuk menganggapnya sebagai satu hal yang harus dimiliki.
Setiap jiwa, langsung atau tak langsung mengacu untuk meraihnya.
S'lalu mengejarnya.
Segala usaha dilakukan.
Bagi "yang baik", mereka hanya memikirkan bagaimana cara mengakhiri yang semu dengan baik dan sambil mempersiapkan yang terbaik untuk yang sejati.
Namun, bagi "yang buruk" mereka hanya terpaku pada perjalanan di dalam yang semu
Entahlah, kemana dan akan berada dimana kita di akhir nanti tak akan pernah tahu
Semua adalah misteri yang akan bertambah semakin menarik jika kita tidak mengetahuinya.